Senin, 28 Maret 2011

CONTOH PERKALIAN MATRIK PADA PASCAL



program perkalian_matrix;
uses crt;
var
a,b,c : array [1..50,1..50] of integer;
i,j,k,x,y,z : integer;
begin
clrscr;
writeln(‘Ukuran matrix A’);
write(‘Baris : ‘);
readln(x);
write(‘Kolom : ‘);
readln(y);
writeln;
writeln;
writeln(‘Ukuran matrix B’);
writeln(‘Baris : ‘,y);
write(‘Kolom : ‘);
readln(z);
for i:=1 to x do
for j:=1 to y do
begin
write(‘Elemen A[',i,',',j,'] : ‘);
readln(a[i,j]);
end;
writeln;
for i:=1 to y do
for j:=1 to z do
begin
write(‘Elemen B[',i,',',j,'] : ‘);
readln(b[i,j]);
end;
for i:=1 to x do
for j:=1 to z do
for k:=1 to y do
c[i,j] := c[i,j] + a[i,k]*b[k,j];
writeln;
writeln;
writeln(‘Hasil dari perkalian Matrix A dengan Matrix B adalah : ‘);
Writeln;
for i:=1 to x do
begin
for j:=1 to z do
write(c[i,j],’ ‘);
writeln;
end;
writeln;
readln;
end.

SISTEM PENGKODEAN KARAKTER DAN KONVERSI BILANGAN DESIMAL_BINER_DESIMAL

Sistem Pengkodean Karakter dan Konversi Bilangan Desimal-Biner-Desimal

Konversi Sistem Biner dan Desimal

Sebagaimana telah diketahui bahwa komputer menggunakan sistem biner, sedangkan manusia terbiasa menggunakan sistem desimal. Mengingat hal seperti ini, ada kalanya diperlukan untuk mengetahui cara melakukan konversi dari kedua sistem bilangan tersebut.

Konversi dari sistem biner ke desimal

Misalnya terdapat bilangan 01001011 dalam sistem biner. Berapakah ekivalennya dalam sistem desimal? Untuk memecahkan persoalan ini, bisa dilakukan seperi ilustasi berikut ini.


Gambar 3. 4 Ilustrasi konversi dari sistem biner ke desimal
Jadi, 01001011 biner identik dengan 75 desimal.

Konversi dari sistem desimal ke biner

Untuk keadaan sebaliknya, dari sistem desimal ke biner, dapat dilakukan seperti ilustrasi berikut ini.


Gambar 3. 5 Ilustrasi konversi dari sistem desimal ke biner
Jika bilangan-bilangan sisa pembagian disusun dari bawah ke atas dan dituliskan dari kiri ke kanan akan diperoleh susunan 1001011. Jika ingin dijadikan 8 bit, bisa ditambahkan 0 di bagian kiri sehingga menjadi 01001011. Bilangan inilah yang ekivalen dengan 75 desimal.

Contoh Kode ASCII
Contoh Kode BCD
Contoh Kode BAUDOT
Contoh Kode EBCDIC

Selasa, 22 Maret 2011

ARRAY

ARRAY

Array adalah sekelompok data sejenis yang disimpan ke dalam variabel dengan nama yang sama, dengan memberi indeks pada variabel untuk membedakan antara yang satu dengan yang lain.

VARIABEL ARRAY
nama_variabel[indeks]

ketentuan nama variabel arrray sama dengan nama variabel biasa.
indeks menunjukkan nomor dari variabel .

DEKLARASI VARIABEL ARRAY

BU : tipe nama_variabel[indeks];

Contoh : float bil[10];
deklarasi variabel array dengan nama bil yang akan menampung 10 data yang bertipe float. Indeks 10 menunjukkan variabel bil terdiri dari 10 elemen, dimana setiap elemen akan menampung sebuah data.

Indeks array dimulai dari nol(0) , sedang nomor elemen biasanya dimulai dari satu(1). Nomor elemen dapat dibuat sama dengan nomor indeks untuk mempermudah pembuatan program yaitu dengan memberi indeks satu lebih banyak dari jumlah data yang dibutuhkan, sehingga menjadi :
float bil[11]

INISIALISASI ARRAY 1 DIMENSI
Inisialisasi dapat dilakukan bersama dengan deklarasi atau tersendiri. Inisialisasi suatu array adalah dengan meletakkan elemen array di antara tanda kurung kurawal {}, antara elemen yang satu dengan lainnya dipisahkan koma.
int bil[2] = {4,1,8}

bil[0] = 4
bil[1] = 1
bil[2] = 8

AUTOMATIC ARRAY adalah Inisialisasi array dilakukan di dalam fungsi tertentu. Hanya compiler C yang berstandar ANSI C yang dapat menginisialisasikan automatic array.
Cara menginisialisasikan array dari compiler yg tidak mengikuti standar ANSI C:
1. Diinisialisasikan di luar fungsi sebagai variabel GLOBAL/EXTERNAL ARRAY.
int bil[2]={0,0,0};
main()

2. Diinisialisasikan didlm fungsi sebagai variabel LOKAL/STATIC ARRAY.
main()
{
static int bil[2]={0,0,0};
.........

Pada automatic array yang tidak diinisialisasikan , elemen array akan memiliki nilai yang tidak beraturan. Bila global & static array tidak diinisialisasi maka semua elemen array secara otomatis akan diberi nilai nol(0).

Contoh :
main()
{
int y;
int hitung=0;
int x[0];
for(y=0;y<5;y++) { hitung+=y; x[y]=hitung; printf("%3d - %3d\n",y,x[y]); } } OUTPUT: 0- 0 1- 1 2- 3 3- 6 4- 10 MENDEFINISIKAN JUMLAH ELEMEN ARRAY DALAM VARIABEL Besarnya variabel indeks dapat ditentukan dengan menggunakan preprocessor directives #define #define N 40 main() { int no[N],gaji[N],gol[N],status[N],juman[N]; Bila besari indeks akan diubah menjadi 50, cukup diganti dengan #define N 50 ARRAY 2 DIMENSI nama_variabel [indeks1][indeks2] indeks1 : jumlah/nomor baris indeks2 : jumlah/nomor kolom Jumlah elemen yang dimiliki array 2 dimensi dapat ditentukan dari hasil perkalian indeks1 * indeks2 misal : array A[2][3] akan memiliki 2*3 = 6 elemen. main() { float bil [5] [5] ....... dapat dituliskan dengan #define #define N 5 main() { float bil [N] [N] ....... INISIALISASI ARRAY 2 DIMENSI main() { float bil[2] [3] = { { 1,2,3}, /*baris 0*/ { 4,5,6}, /*baris 1*/ } elemen bil [0] [0] = 1 elemen bil [0] [1] = 2 elemen bil [0] [2] = 3 elemen bil [1] [0] = 4 elemen bil [1] [1] = 5 elemen bil [1] [2] = 6 Contoh : main() { int x[3][5]; int y,z; int hitung=0; for(y=0;y<3;y++) { printf("y = %d\n",y); for(z=0;z<5;z++) { hitung+=z; x[y][z] = hitung; printf("%/t%3d - %3d\n",z,x[y][z]); } } } OUTPUT: y = 0 0- 0 1- 1 2- 2 3- 6 4- 10 y = 1 0- 10 1- 11 2- 13 3- 16 4- 20 y = 2 0- 20 1- 21 2- 23 3- 26 4- 30 STRING dan ARRAY 1. Pada string terdapat karakter null(\0) di akhir string 2. String sudah pasti array, array belum tentu string CONTOH - CONTOH : 1. array dengan pengisian input melalui keyboard baca_input() { float nilai[10]; for(i=0;i<10;i++) scanf("%d",&nilai[i]); } 2. Fungsi yang mencetak isi array dari akhir ke awal cetak_array() { float nilai[10]; for(i=9;i>=0;i--)
scanf("%3f",nilai[i]);
}
3. Menghitung rata - rata isi array nilai
rata_rata()
{
float nilai[10],jum*rata;
for(i=0,jum=0;i<=9;i++) jum+=nilai[i]; rata=jum/i; } 4. Mencari nilai terbesar besar() float temp,nilai[10]; { for(temp=nilai[0],i=1;i<=9;i++) if(nilai[i] > temp)
temp=nilai[i];
}
return(temp)